top of page

Blog

Search
Writer's pictureReinaldo Handaya

Makanan yang Tinggi Protein dapat Membantu Mengontrol Selera Makan

Updated: May 6, 2018

Khawatir akan makan berlebihan terhadap makanan yang tinggi kalori selama liburan dan bertambah berat badan? Sebuah penelitian menyarankan untuk makan makanan yang tinggi kalori dari protein sehingga dapat membantu mengontrol selera makan dan berat badan.



Para peneliti dari University of Sydney di Australia, Cambridge University di Inggris dan Massey University di New Zealand menemukan bahwa pria dan wanita dewasa yang kurus makan makanan yang mengandung 12% kalori dari protein lebih banyak dibandingkan dengan subjek lain yang makan 10% lebih sedikit kalori, dimana penelitian ini dilakukan selama 4 hari dengan makanan yang mengandung 15 – 25% kalori dari protein. Penelitian ini menyatakan subjek yang makan lebih sedikit protein (10%) melaporkan bahwa mereka lebih merasakan lapar setelah sarapan dibanding dengan yang makan lebih banyak protein (12%).


“ Pada penelitian ini perubahan lingkungan gizi dimana menggabungkan makanan yang mengandung protein dengan karbohidrat dan lemak akan menyebabkan kelebihan pemasukan makanan, sehingga meningkatkan risiko penambahan berat badan.”


Teori pengaruh protein


Ketika ingin menyalahkan siapa yang berkontibusi terhadap meningkatnya epidemi obesitas di Amerika Serikat, tersangka yang lazim muncul adalah akses yang mudah untuk mendapatkan makanan tinggi kalori dan sedikitnya waktu yang dipergunakan untuk berolah-raga. Penelitian ini dirancang untuk menguji “teori pengaruh protein”, yang mengusulkan kondisi makanan yang kurang protein – suatu nutrisi yang dapat memenuhi rasa lapar – dimana orang – orang akan mengimbanginya dengan makan berlebihan.

Teori pengaruh protein bukalah suatu penelitian yang mengada-ada, dan dilakukan bukan hanya di manusia saja, tetapi juga pada primata lain selain manusia, tikus, burung, ikan dan serangga yang secara konsisten menunjukkan bahwa persentase protein yang berkurang dalam makanan akan diimbangi dengan makan lebih banyak kalori dari sumber non-protein seperti karbohidrat dan lemak.

Antara tahun 1961 dan 2000, persentase asupan protein di Amerika berkurang dari 14% menjadi 12,5%. Walaupun pengurangannya hanya kurang dari 2%, ternyata berbanding terbalik dengan peningkatan asupan kalori total sebanyak 14% dari lemak dan karbohidrat.


Rancangan Penelitian


Dua puluh dua pria dan wanita kurus yang sehat bergabung dengan penelitian yang dilakukan selama 3 – 4 hari, dimana para subjek penelitian menginap dan mendapatkan makanan yang telah dipersiapkan serta dilakukan monitoring terhadap kebiasaan makan mereka.


Makanan yang dipersiapkan sudah dirubah sehingga memiliki kandungan 10, 15 atau 25% kalori dari protein. Kandungan lemak selalu tetap pada 30% dan karbohidrat juga dirubah sehingga memilki kandungan 60, 55 atau 45% kalori. Makanan ini dipersiapkan sedemikian rupa sehingga para peserta tidak dapat merasakan perbedaan antara lemak, karbohidrat atau protein yang terkandung didalam makanan mereka. Sajian makanan termasuk juga bubur yogurt aprikot untuk sarapan, teriyaki sushi rolluntuk makan siang dan daging sapi untuk makan malam. Di luar itu, para peserta juga disediakan makanan ringan yang dapat diambil para peserta kapanpun mereka ingin, dan pilihannya antara makanan manis ataupun gurih – yaitu carrot cake, apple crumble muffins atau cheese scones.


Ketika membandingkan apa yang subjek makan pada 10% protein dibandingkan dengan 15% protein, para peneliti menemukan bahwa subjek yang mengkonsumsi secara rata-rata sebanyak 12% kalori lebih banyak dalam hari ke 4. Dari peningkatan 12% ini, 57% memakan makanan yang gurih dan 43% makan makanan yang manis.

Penulis mencatat bahwa 70% peningkatan asupan kalori pada subjek yang memakan 10% protein disebabkan karena memakan makanan ringan. Peningkatan kalori menjadi bukti nyata sejak hari pertama penelitian dan menetap sampai akhir penelitian.

Penulis menyatakan “Jika subjek terus mempertahankan peningkatan asupan protein sebanyak 10% tanpa adanya peningkatan pengeluaran energi melalui aktifitas fisik, akan terjadi peningkatan berat badan sekitar 1 kg per bulannya.”


Referensi: Gosby AK, Conigrave AD, Lau NS et al. Testing protein leverage in lean humans: a randomised controlled experimental study. PLoS One 2011;6:e25929. doi:  10.1371/journal.pone.0025929


4 views0 comments

Comments


Commenting has been turned off.
bottom of page